Posts Tagged ‘night mode’

(saat membuka mungkin lambat karena foto dalam High Definition Format)

Osad ‘aini

Wa baina maad
Law ahna baad
Akiid ragaa walaw baini wabainu blad

Wa baina maad
Law ahna baad
Akiid ragaa walaw baini wabainu blad

Osad ‘aini fii kulli makan
Osad ‘aini fii kulli makan

Wa min tani akiid ragaaiin
Ana dayib wa kulli haniin
Wala ‘omri abiiaa law miin
Osad ‘aini
W mush ader ‘aala al-ayam
Wala yuusif hawaya kalam
W tullaily wa lama banam
Osad ‘aini

(Osad ‘ainy-Amr Diab)

Ada cerita di school pertama. Cerita tepat sebelum berangkat. Cerita ketika di perjalanan. Cerita ketika school. Cerita ketika setelah school. Dan cerita saat ini. Wuaaaaahhh, sudah lama sekali tidak menorehkan kata-kata di blog. Semenjak itu, kalo kata temen di twitter, semenjak lo ………. dengan sangat tragis (fill the blank gap please,, up to u. haha).

Jadi kita mulai dari mana ya, mhmmm. Mulai dari situ sajja. *tapi jangan banyak-banyak mas, orang mumet bacanya. Banyakin gambarnya aja. Xixixix. *iya deeeehh, cerewet!. Satu kata memang, itu lagu memang sangat menggetarkan, eh pas nyoba cari tau artinya dalam bahasa Indonesia, lebih menggairahkan lagi, upsss.. menggetarkan.

Ane ga mao sok-sok romantic, en ga mao juga sok-sok alim. Cia elah. Yang namanya perasaan itu memang ga pernah ada yang tau. Kadang naik, kadang turun. Sama seperti iman, al imanu yazidu wa yanqus, ehem berasa ulama. Langsung sajalah tidak usah banyak cakap, see first picture. Jreng jeeeeeng…

Wallpaper Monas Jakarta
Wallpaper Monas Jakarta

Kenapa malah gambar monas ya?. Banyak sejarah tersimpan di monas. Termasuk sejarah hidup saya, hiks hikss.. *nangis mode on + lebay mode on. Foto tersebut diambil pada tanggal 3 Sept ’10, tepat setahun yang lalu. Banyak kenangan yang tertoreh karena monas, walaupun banyak orang yang tersakiti jika teringat monas. Dan dari monas ini juga saya menjadi semangat karena untuk survive di school yang ke-13 orang berpasang-pasangan punya kawan dengan bahasa yang sama, entah itu latino atau arabiano atau russiano, atau pula indiahe mereketehe jahe jahe. Saya berasal dari melayu sendirian! Tanpa ada orang Malaysia, Singapura, Brunai (kalo ada orang brunai enak kali yak, ane ditraktir terus, haha. Ngarepp), apalagi orang Indonesia. Tapi Alhamdulillah kesendirian ini tidak menjadi masalah, karena saya ingat monas itu. Dan momen pada saat taking picture tersebut.

Sebenarnya ingin sekali tulisan ini ditulis ketika 2 bulan school, tapi aah, sayang sekali baru bisa sekarang. Satu hal yang paling penting adalah saya sangat tidak ingin membuka kenangan masa lalu. Tapi mau tidak mau semua harus ditumpahkan agar tidak ada lagi yang tertahan. Mudah-mudahan tidak ada harapan tersisa, saya hanya ingin memberikan apa yang ada dalam pikiran saya. Cerita itu terus centang perenang dalam pikiran saya, dan tidak mudah untuk menenggelamkan untaian waktu yang terangkai walau sangat singkat. Osad ‘aini. Semuanya menjadi kenangan.

Burj al arab Dubai in night mode

Burj al arab Dubai

Ane ga pernah mengira akan terjadi hal yang mungkin juga ente-ente pada ga bakal mengira. *pasti ente-ente bacanya bingung sendiri. Ternyata malam itu adalah malam terakhir dimana setelah itu tidak ada cerita lagi. Dan ane bersyukur kepada allah karena masi bisa diberikan malam terakhir dan waktu yang cukup. Walaupun tidak ada setitik pun pikiran untuk tidak bertemu lagi setelah itu. Semuanya memang berlalu begitu cepat. Persimpangan jalan membuat sakit di jiwa. Keluarga atau orang lain. Dan ketika coba dipikirkan lagi betapa banyak pikiran ini telah membuat sakit dan teririsnya hati orang lain. Too much, terlalu banyak!. coba kita tengok lagi syair lagu diatas, Wa baina baad (ada tautan antara kita), coba seandainya kita tidak pernah bertaut, tidak pernah bertemu. Mungkin tidak akan ada yang tersakiti akhirnya. Siapapun. Tidak ada yang akan tersakiti. Tapi ya itulah jalan kehidupan. kita ditakdirkan untuk bertemu, bertatap muka, bersenyum dan terisak, walau akhirnya kita sadar bahwa suatu saat kita akan terpisah. Entah memang karena ruang yang berbeda atau jiwa yang berbeda. Dan ini nasihat buat siapapun yang merasa nyaman dalam kebersamaan, bahwa segalanya akan sirna, kebersamaan akan menjadi kesendirian ketika menghadap hadirat-Nya ketika mulai hari perhitungan.

Sudahlah, jangan menangis lagi..

Bukankah Ia mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dalam setiap kesempatan dan bersabar dalam setiap kesempitan.

jalan di Universitas Indonesia

UI road

Hai…!.

Kita tidak sedang berbicara suatu yang mellow kan??. Yes sure. So lets move it.

Setelah perjalanan panjang 9 jam dengan acara transit di negara tetangga terdekat. Sampai jualah di Negara perjuangan kemerdekaan ilmu pengetahuan (kalo yg ini jelas ngarang, jangan diikutin), abu dhabi. Tidak lupa deraian air mata diantara sela perjalanan. “aku harus meninggalkan Negara tercinta selama 2 bulan, menjadi TKI”, ahaha alah lebay, yg 20 tahun aja gak sampe segitunya. *yaa mohon maklum kalo baca paragraph sebelum-sebelumnya kan emang didahulukan dengan kemelow-an.

Sedih aja sich meninggalkan Indonesia dengan perasaan terluka, sebenernya yang terluka sana apa sini yak? Seharusnya kesedihan nan cupu ini tidak usah dikasi tahu siapa-siapa. Toh juga gak akan ada yang ngasi uang seribu-an.

dari sudut bandara

airport silhouette

Tidak mudah juga ternyata menceritakan hal yang banyak dalam waktu yang sempit. Banyak hal yang ingin diceritakan, tapi terbatas dengan ruang pikiran dan waktu yang tersedia. Memang menyederhanakan masalah dan mengarahkan pada tujuan dan targetnya benar-benar tidak mudah (menurut saya lho).

Nah setelah cerita di perjalanan yang sungguh menyesakkan dada hingga terbawa ke alam mimpi. Berikutnya adalah cerita tentang perjuangan di school. Satu kelas dengan 12 orang lainnya dari berbagai Negara di dunia. (Kayanya perlu untuk menceritakan namanya untuk arsip, haha).

Ini dia cerita dari skul pertama.

Ada Evegeny, ini brother yg paling akrab, dengan aksen English amerika-nya yg sangat fasih, pemuda asli rusia yang dapat assignment di Brazil ini sungguh luar biasa, sangat kreatif, pikiran yang luas, dan sangat dihormati temen-temen sekelas, gaya bicara yang lugas dan mantap membuat kita sekelas sangat respek dengan pemuda ini, belum lagi hasil kreatifitas adobe pdf-nya yang sangat mantap, ah. Okehlah pokoknya. Ada Daniyar, pemudah muslim asal Kazakhstan ini berwajah sangat cerah, dan bernuansa asia, dengan rahang dan tinggi sangat kecianaan tapi berbicara bahasa rusia. Haha, sangat kratif dan atraktif juga aktif dan inisiatif. Kebetulan dengan Russian brotherhood ini saya sangat akrab dan dekat, hingga belajar dan pergi bersama dengan mereka. Oh iya, Daniyar juga memberikan kenang-kenangan mata uang Russia dengan pecahan yang cukup besar, dia bilang kedua terbesar.

Ada lagi Omar al-yaqout, pemuda asal Kuwait ini dengan badan yang agak kurus, apabila berjalan dengan Bader akan terlihat seperti angka 10. Nuansa Kuwait yang mewah tidak terlepas dari pemuda ini, tapi ketenangannya dalam menghadapai masalah dan pertanyaan memang patut diacungi jempol. Sebagaimanapun rumitnya masalah dan kita ditimpa dalam kestressan manusia yang satu ini sangat tenang. Duduk disebelah kanan saya. Kalo jalan ke Dubai pasti belanja, haha, yaiyalah mata uangnya aja 1 Dinar = 3 dolar. Gaji total 7500 dolar perbulan. Instruktur yang asli Algeria pasti selalu ngecengin ini orang, “bagaimana kalau kita pindah kewarganegaraan”, haha. Next disebelah Evegeny (Evegeny duduk disebelah kiri saya bro) ada India tumhere jahe jahe. Ini pemuda juga sangat unik, bener-bener unik. Yang ada dalam pikirannya Cuma liburan-liburan-liburan dan internet browsing. Tidak lupa jika instruktur sedang menerangkan dengan seriusnya Aviral tidak lupa untuk mengangkat laptop sedikit dan browsing dan langsuuung, tapi hebatnya walaupun yang ada di dalam pikiran anak ini adalah hiburan tapi ketika ujian dan test, pasti mantepnya luar biasa. Emang india okeh banget lah. Cerdas ni orang, walaupun sedikit tau dia pasti akan mengembangkan pikiran menjadi sesuatu yang luas.

Ada Cedric disebelah kiri Daniyar, Daniyar didebelah kiri Aviral. Nah pak tua yang satu ini juga mantep, dengan usianya yang 28 Negroid tua ini terlihat muda. Orang ini adalah orang dengan karakter perusahaan sangat, tegas, pasti dan konsekwen. Luar biasa. Di awal-awal saya belajar banyak dengan pemuda ini, belajar bersama juga dengan salah satu pemuda dari Kongo, Cedric sendiri berasal dari Gabon. Di belakang Cedric ada Rudy. Haha, pemuda asal Kongo ini benar-benar sangat lucu. Dengan pola pikirnya yang aneh dan kekocakan serta pipinya yg lucu kalo senyum membuat geng Latino pasti ngecengin ini anak. Haha dengan waktu preschool yg sangat singkat yg hanya 2 bulan, membuat ia benar-benar bekerja keras, hingga cleaning service takut untuk masuk ke kamar ini bocah haha. Rudyyy.. we love u. haha.

Disebelah kanan rudy ada Herminio dan Fabio. Duet Brazilian ini benar-benar sangat membawa kelas ke arah mana nantinya. Dan Fabio, cerdas dan penjelasannya sangat jelas. Next disebelah kiri ada Alejandro pemuda asal Columbia ini sangat tenang, dengan bicara yang lambat dan jelas, serta senyuman yang tak lupa tersungging, tanpa emosi dan nada tinggi membuat pemuda ini cukup disegani pula, tak lupa girlfriendnya yg aduhai membuat Columbian ini berasa mantap. Dan tak lupa wanita yg ada di kamarnya saat akan berangkat ke Negara asal mereka. mhmm cukup mengagetkan saya, upss, maaf saya mengganggu kalian, hahaha. Berikutnya adalah Arabian brother Bader dari KSA, Karim dari Egypt, dan yang paling tua Ali dari Iran. Sangat member warna dalam kelas ini. Geng arab yang satu ini bersama dengan omar pasti sangat asik jika sudah masuk tema pembicaraan. Apalagi jika pembicaraan ini menyangkut nama teluk. Ini teluk Persia atau teluk Arab, haha, Ali akan mengatakan ini adalah teluk Persia, tapi Bader & Omar akan bilang ini adalah teluk Arab. Its about oil & gas, I think. Mereka adalah orang yang luar biasa. Dan saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan mereka semua. Oiya, dan tak lupa Mr. Ramdani dari Algeria yang selalu ketemu pas sholat zhuhur di musholla. Thanks sir upon your knowledge.

Multi Nationality Class

TEP-2 March-May 2011

Thanks for the sahara,

Dubai Desert Rangers

Desert Rangers

Multi Nationality class in safari desert

Multi Nationality class

safari desert in dubai

Dubai desert

Thanks for the silhouette,

siluet senja gurun

silhouette hunter

Thanks for the swinging dance and the belly,

desert swinging dance in dubai

swinging dance & belly dance

Thanks for the Journey and touring,

Burj al khalifa in noon

Burj al khalifa

Burj Al Arab in noon mode

Burj Al Arab Dubai

inside of a mall

inside of dubai mall

Cerita ketika school pertama ini adalah cerita tentang perjuangan dan kebersamaan. Beratnya tantangan yang dihadapi menjadi ringan ketika dihadapkan dengan kebersamaan teman-teman, entah dalam kelas atau teman-teman dari Indonesia. Semuanya jadi easy ketika dihadapi bersama. Dan ada lagi cerita unik yang menarik, di sela-sela padatnya jadwal, di akhir pekan kita tak akan lupa untuk pergi ke kota (tempat kita pelosok di tengah gurun sehingga ketika akhir pekan kabanyakan mereka lari ke kota) menyempatkan diri untuk makan-makanan khas Abu Dhabi, Nasi Padaaang! Memang paling eksis yang namanya nasi padang ini, walaupun yang masak orang sunda.

sari rasa abu dhabi

restaurant sari rasa abu dhabi

Emang paling d’best dah masakan padang, ditengah mumetnya makan-makanan arab ala india yang rasanya aneh (kayanya ini menurut saya aja deh, ga tau menurut yang lain). Tapi setidak-tidaknya benar-benar menghibur dan melepas kerinduan yang mendalam, setelah bertahun-tahun gak pulang ke Indonesia (lebayyy mode on). Tapi bener lho, disini banyak orang Indonesia, sekali masuk gak berasa kalo sedang ada di negeri antah berantah. Kebanyak dari mereka pas kita ajak ngobrol adalah para pekerja, TKI, ga jauh dari kita-kita ini, Cuma bedanya kita di-reserve abizz. Terkadang kalau kita membicarakan mereka kita jadi berasa sedih, miris, terkadang bangga juga dengan mereka. Bagaimana tidak, dengan keahlian yang minim, bahkan “0”, mereka dengan nekatnya pergi ke Negara orang, tanpa bisa bahasa dan keahlian tertentu, pun dari penyalur tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal tertentu. Ketika mereka lari ke kedutaan, kedutaan tidak tahu menahu tentang hal ini semua, kedutaan mengurusu hubungan diplomatik yang bukan hanya sekedar mengurus masalah TKI. Sehingga kadang mereka terbengkalai tanpa ada yang mengurusi. Sangat berbeda dengan TKP (Tenaga Kerja Philiphine) yang mereka dididik sangat, mereka punya mess/apartemen tempat mereka berkumpul, dan yang jelas mereka TRAINED! Dengan kemampuan bahasa asing yang memadai. Dan firstime ketika melihat mereka, mereka sangat melayu, dengan paras yang benar-benar mirip, sehingga pertama kali anda akan tergiur (sett dah bahasanya tergiur) untuk berbicara bahasa arab, eh perancis, eeeh melayu denk. Ada salah satu joke kita ketika membicarakan masalah ini, masalah perbedaan antara TKI dengan TKP. “lo kalo mau liat saudara seperjuangan gak akan ketemu di mall-mall men, sumpah ga akan, kalo mau liat coba ente bertamu ke rumah-rumah juragan arab itu, pasti ketemu dengan sodare-sodare ente disana”, haha miris memang. Itulah kenyataan, TKP dibekali bahasa sehingga mereka sangat mandiri disana, bekerja, jalan sendiri, lebih bebas, bahkan ada yang berkeluarga. Yah itulah kenyataan, makanya jangan heran.

Hayo-hayooo, siapa yang mau jadi TKI. “sayaaaa mau, tapi TKIT. Tenaga Kerja Indonesia-Trained!”.

Ada cerita tentang the last chocolate yang berhubungan dengan TKIT. Mhmmm, apa yaa.. Nantikan kelanjutannya di part 2.

silverqueen the last chocolate

last chocolate

Ada pula cerita tentang syair yang dibawakan oleh Maher Zain, yang menyindir negeri arab di sebuah salah satu lagunya. mhmm, kira-kira yang mana ya ?

pool in desert

pool in burj al khalifa dubai

To Be Continued..

————————————————————————————————————————-

 

 

 

 

 

jay_zayn@yahoo.com

Jainal13.wordpress.com

Jay_zayn 29 Agustus 2011/ 29 Ramadhan 1432 H, home sweet home.