Posts Tagged ‘Bunga’

Jika cinta damai di keheningan, biarkan ia tenggelam bersama temaramnya.  Mengendapkan rasam-rasam emosi yang tak semestinya ada.  Membungkus debaran dan sesak rindu yang tak jua mereda.  Menghempaskan segala rasa yang menghanyutkan dan melenakan.

Coba berikan aku definisi tentang kata itu.

Kata yang membuat dunia berbinar dengan harapan.

Kata yang membuat angkasa membumbung tak bertepi.

Kata yang membuat alam terhampar luas tanpa batas.

Kata yang membuat tuhan menciptakan semesta.

Kata yang membuat Adam rela mencari Hawa.

Kata indah yang membuat Majnun rela gila demi Laila, Romeo rela mati demi juliet, seorang Khadijah rela mendatangi Muhammad, hingga seorang Sarah yang rela membagi Ibrahim untuk Hajar.

Coba berikan aku definisi tentang kata itu..

Mungkin akan terdengar memalukan atau terdengar tabu oleh sebagian orang untuk membahas salah satu makna kata ini. Perjalanan & perjuangan kita akan  tetap berada di tempat jika terus membahas masalah yang satu ini. Tapi janganlah sampai kita melupakan bahwa ia datang tanpa diundang, dan tiba-tiba hinggap lalu menyuburkan dan memekarkan bunga-bunga hati. Mengherankan memang tapi itulah fakta yang tak terlakkan selama manusia hidup, tidak hanya masa-masa teenager atau post-teenager. Janganlah sampai diri ini menafikan bahwa manusia butuh perasaan cinta dan sayang. Cinta kepada tuhan pencipta, cinta kepada ciptaan sang pencipta.

Mungkin juga akan terdengar melankolis saat coba memasuki wilayah yang satu ini, apalagi buat seorang yang kesehariannya dipenuhi perjuangan dan perjuangan. Mungkin sebagian akan berpikir acuh dan tidak peduli. Ia tidak diundang, tapi ia datang dengan sendirinya. “Sudahlah ketika sudah waktunya, semuanya akan berjalan indah”. Pastinya kaya yang kita bahas satu ini tidak hanya kata kasih antara ciptaan dengan ciptaan, tapi juga menyanghkut makna yang lebih luas dari pencipta untuk sang ciptaan, dan pastinya korelasi keduanya. Walau terkadang tanpa sengaja dalam forum-forum kecil, forum obrolan ringan di kantin, kafe, halte, ruang rapat, ruang kelas, musholla, masjid dsb seringkali menyerempet-menyerempet ke arah sana, selalu menarik memang. Entah mengapa.

Dia akan mengajak kita pada suatu tempat yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya, tempat yang penuh bunga dan keindahan. Tapi juga terlihat penuh onak dan duri. Bisa juga penuh dengan racun dan kebusukan. Tergantung visi dalam memandang kata yang satu itu. Cinta memang tidak terdefinisikan, tapi cinta dapat dirasakan, digenggam dan dipegang erat. Cinta tidak bisa diatur kapan kiranya ia akan datang tapi cinta dapat menghasilkan tenaga untuk mengatur kehidupan. Cinta penuh variasi, cinta penuh tantangan, cinta penuh angan-angan dan harapan, dan cinta gelap tak terlihat, dingin, dan menakutkan jika cinta tidak pada tempat yang semestinya.

Jadi teringat dengan salah satu kisah. Kisah yang menjadi rujukan, kisah yang menjadi saran dari seorang guru ketika berpakaian putih abu-abu dulu. Bahwa cinta terkadang memang tidak saling memiliki. Kisah mengenai cinta seorang abid kepada wanita penari perut di jazirah arabia ketika zamannya. Seorang abid ini mengalami cinta yang tidak pada semestinya, karena untuk kadar seorang ahli ibadah seperti dia harus jatuh kepada seorang penari perut yang pada setiap pertunjukannya selalu menampilkan lekuk tubuh untuk penikmat tarian tersebut. Tapi cinta memang rumit dan tidak terdefinisikan, seperti itulah. Hingga kemudian seorang abid ini terus menahan rasa cinta yang rumit ini kepada sang peneri perut tersebut. Semakin tertahan semakin tumpah ruahlah perasaan tersebut. Hingga sampailah kabar berita tersebut ke telinga ke sang wanita pujaan hatinya ini.

Wanita penari perut ini merasa kebingungan ketika mengetahui kabar ini sekaligus bercampur rasa bangga, seorang sekelas abid yang menjadi tempat mengambil hikmah dari warga sekitarnya waktu itu harus jatuh cinta pada seorang peneri perut seperti dirinya. Sungguh aneh tapi sekali lagi itulah cinta. Sang wanita ini pun mencoba mengikuti gerak-gerik sang abid. Segala aktifitas yang sang abid lakukan diamati lamat-lamat dan benar-benar terhayati dalam diri wanita ini. Hingga suatu waktu wanita ini ingin sekali mendalami dunia sang abid. Waktu berubah dan Sang penari perut ini pun berubah pula (abidah mungkin, hehe tapi sayangnya tidak ada terminologi itu di arab). Seorang penari perut kini telah menjadi seorang wanita yang terjaga dan terlindungi, pun dari mata seorang abid itu. Waktu berlalu dan mereka saling menjaga perasaan cinta itu. Mereka ingin benar-benar mereguk manisnya cinta hingga waktu yang benar-benar tepat. Tapi waktu berkata lain, sang wanita dipersunting oleh orang yang bukan ia cintai. Sang abid merasakan kehampaan yang luar biasa. Dunia tidak berpihak kepadanya. Takdir dan tuhan tidak berpihak kepadanya, seperti itulah rasa yang ia rasakan saat itu.

Bagaimana kelanjutannya? Bagaimana cerita berikutnya?

Seandainya cinta kita hanya dan memang hanya untuk sang pemilik cinta.

Tidak akan cinta kepada manusia menghalangi cinta kita kepada sang pencipta. Karena sesungguhnya pemilik cinta sesungguhnya hanyalah Dia, sang penggenggam cinta.

Itu yang dirasakan sang abid dan sang mantan penari perut tersebut. Sang wanita hijrah ke suatu tempat, tidak bertemu dalam jangka waktu yang lama. Sang abid terus memendam perasaan cintanya, hingga suatu saat ia bertemu dengan wanita yang ia cintainya ketika muda dulu. Tapi sang wanita sudah sah menjadi milik orang lain, kedua insan ini sangat mengerti makna ini. Hingga wanita ini menulis surat kepada sang abid yang isinya itu bercerita mengenai keabadian cinta, cinta yang datang untuk dirinya akan bertahan walaupun dibatasi oleh sesuatu, oleh ruang dan waktu, cinta kepada dirinya akan terus abadi hingga akhirat nanti, walaupun di dunia tidak saling memiliki. Hingga akhirnya tidak lama setelah menulis surat itu sang wanita dipanggil Sang Pencipta. Beberapa tahun setelah itu Sang Abid menyusul. Dan mereka saling menjaga cinta yang telah tumbuh, menjaga tanpa menodainya hingga bertemu Sang Pencipta. Mereka suci dengan cinta yang mereka jaga hanya untuk Sang Pencipta.

Cerita di atas sedikit mengenai kisah-kisah cinta yang pernah terjadi. Paparan yang mungkin bisa jadi pembelajaran. Walau terkadang banyak paparan yang mencoba menyangkut pautkan cinta dengan logika, hal yang berbau ilmiah. Cinta itu perasaan, cinta itu hati. Bagaimana mungkin ia bisa dinalar dengan logika, mhmm tapi pada kenyataanya memang ada hubungan dengan itu.

Banyak ilmuwan yang coba mendefinisikan kata yang satu ini. Benar-benar dengan penelitian ilmiah. Sedikit memang bisa mengungkap hal-hal yang dapat diteliti. Tapi tetap saja cinta selalu menjadi misteri yang rumit untuk dipecahkan.

Bukti syaraf menunjukkan bahwa fenomena “jatuh cinta” merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam otak yang mengakibatkan reaksi pada rohani dan jasmani. Diperkirakan ada 100 juta syaraf yang menyusun komunikasi otak. Candace Pert, penulis buku Molecules of Emotion (Molekul Emosi) (1999), mengawali penelitian yang menemukan neuropeptida, yaitu serangkaian asam amino yang mengambang di seputar tubuh dan menempelkan diri pada penerima yang menyambutnya. Sejauh ini, 60 neuropeptida yang berbeda telah ditemukan dan mereka merupakan pemicu reaksi perasaan di dalam tubuh ketika mereka saling berhubungan dengan penerima. Dengan kata lain, segala perasaan kita, baik itu rasa cinta, duka, gembira, dan segalanya adalah hasil dari proses biokimia.

Seorang imuwan inggris, Francis Crick dan teman sejawatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam bidang kedokteran karena telah memecahkan kode DNA yang menegaskan gen-gen. Ia membuat kagum dunia kedokteran dengan mengatakan, “Anda, kegembiraan, kesedihan, kenangan, ambisi, rasa jait diri, keinginan cinta Anda, tidak lebih dari perilaku kumpulan sel syaraf yang luas.”

Kimiawi utama yang memberi kita  perasaan jasmani yang menggembirakan karena sedang jatuh cinta itu disebut PEA (Phenilethylalamine) yang dihubungkan dengan Amphetamine dan ditemukan juga di cokelat. Ini adalah salah satu dari kimiawi yang membuat jantung kita berdebar, tangan kita berkeringat, manik mata membesar dan membuat ada rasa geli dalam perut kita. Adrenalin juga dilepaskan, sehingga mempercepat detak jantung, membuat kita waspada dan membantu kita merasa nyaman. Selain itu endrofin yang membentuk sistem pertahanan tubuh sehingga demam kita ketika itu menjadi sembuh. Otak wanita tersebut juga membuat penentuan kimiawi tentang keadaan sistem pertahanan tubuh pria, pasangan hidupnya itu.

Segala reaksi kimiawi yang positif ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sedang jatuh cinta memiliki kesehatan yang lebih baik dan jauh lebih jarang menderita sakit dibandingkan dengan yang tidak jatuh cinta. Jatuh cinta biasanya baik untuk kesehatan Anda. (Pease, Allan & Barbara. 2005).


Paparan di atas tersebut lebih menjelaskan mengenai fenomena jatuh cinta yang mungkin sebagian dari kita pernah mengalami itu semua, secara ilmiah. Terlepas dari benar atau tidak hal tersebut pernah terjadi dalam diri kita, penelitian cinta secara ilmiah pasti pernah dilakukan, dan ada sekelompok orang yang benar-benar mau berusaha untuk memecahkan fenomena tersebut.

Sekali lagi penelitian ilmiah pun masih sangat sedikit mengungkap kata yang satu ini. Kerumitan tersebut memang benar ada, dan rumit untuk bisa dijelaskan secara ilmiah. Paling tidak ilmiah telah menjelaskan mengapa ini terjadi, mengapa itu terjadi. That’s it.

Jadi seharusnya cinta itu seperti apa? Harus bagaimana?

Jika kau benar benar mencintainya, menyayanginya, kau takkan pernah rela menjadi sarana baginya merasakan siksa api neraka. Seharusnya, jika kau benar benar mencintainya, menyayanginya maka jagalah hatinya, penuhilah hak hak nya sebagai sesama muslim, jagalah izzahnya, dengan tidak melakukan maksiat bersamanya.

Maka mencintailah sejantan Ali ibn Abi Thalib. Karna cinta tidak pernah memilih untuk menunggu. Dia adalah mengambil kesempatan, maka disitulah keberanian. Atau mempersilahkan, maka disitulah pengorbanan. (Salim A. Fillah, Jalan Cinta Para Pejuang)

Cinta yang sejati adalah cinta yang dapat menjadi pemberat timbangan kebaikan kita, sehingga kita mampu menghadapa Allah dalam keadaan iman terbaik kita. Karena sesungguhnya kita tak pernah tau sampai dimana batas waktu kita.

Jika cinta damai di keheningan, biarkan ia tenggelam bersama temaramnya.  Mengendapkan rasam-rasam emosi yang tak semestinya ada.  Membungkus debaran dan sesak rindu yang tak jua mereda.  Menghempaskan segala rasa yang menghanyutkan dan melenakan.

Biar cinta tetap berada di tempatnya, sebelum sang takdir menjemputnya kembali untuk menemuimu.  Menawarkan seteguk kedamaian yang tak kau rasa hanya di dunia nan fana ini.  Nantilah saatnya tiba, jangan rebut ia dari waktu.  Hargailah usahanya menghargaimu dan menghargai masa.  Senja keberapapun, gerimis beribu kalipun, ia tetap ada.  Menunggu di tempat yang semestinya, hingga suatu ketika ia kan keluar dari peradunya, menjemputmu yang semakin merekah.  Memintamu membalas uluran tangannya.  Tunggulah saat yang paling tepat dan baik.

Dan bukan hanya waktu saja yang tepat, tetapi dirimu pun telah tegap dan demikian pula cintamu yang kan menjadi semakin lengkap.  (dikutip dari catatan Seniman Hujan)

Biarkan cinta hadir ketika kita benar-benar siap memberi dan menerima cinta.  Akan indah pada saatnya.  Harus tetap menjaga kesuciannya…

Tentunya tidak akan ada rasa ketakutan, kehilangan, atau kejemuan. Karena sesungguhnya Dia lah tempat menyangkutkan perasaan cinta ini. Dia yang memberikan cinta, maka sudah sepantasnyalah semua lipatan cinta dalam diri kita tersimpan rapi dalam kotak cinta Sang penggenggam cinta.

Cinta tertinggi hanyalah milik Allah, hanyalah cinta kepada Allah. Allah takkan pernah mati. Cinta kepada-Nya adalah kekal, tidak akan lekang dan tercabik, kecuali jika kita mengotorinya…

Cintaku, mudah-mudahan cinta kita selalu menjadi pengingat kepada Sang Penggenggam Cinta. Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, dengan sepenuh jiwaku, yang mudah-mudahan akan selalu membawa jalan untuk lebih dekat pada cinta yang sebenarnya. Aku mencintaimu dengan ketulusan dan keikhlasan, karena allah ta’ala. Mudah-mudahan saling bisa menjaga, mudah-mudahan tidak terjerembab dalam kubangan dan lumuran dosa.

Penulis akhiri dengan puisi indah yang sangat menyentuh hati yang membuat tertegun penulis ketika pertama kali membacanya.

CINTA
Jangan salahkan perasaan cinta seseorang terhadapmu  karena ia pun tidak pernah tahu tentang rasa cinta yang tumbuh itu.

Jangan kau benci karena cintanya padamu  karena ia pun tersiksa karena rasa cinta itu padamu.

Jangan kau ambil kesempatan karena cintanya terhadapmu, karena sesungguhnya kau telah berbuat zhalim karena cintanya terhadapmu.

Cinta adalah anugrah Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya yang penuh keindahan dan hanya bisa dirasakan pemilik cinta.

Dengan cinta orang bisa menutupi luka

Dengan cinta orang bisa menyembuhkan luka

Dengan cinta orang masih bisa berharap

Karena cinta manusia masih mempunyai mimpi

Karena cinta manusia bisa terluka

Karena cinta manusia bisa bahagia

Cinta sejati adalah cinta yang tidak pernah mengharap untuk dibalas.

Cinta sejati hanya memberi walau tanpa menerima.

Cinta sejati bisa terluka, tapi tidak kuasa memberikan luka.

Hanya cinta Sang Khalik yang tak pernah mengharap balasan

Hanya cinta Sang Khalik yang tak pernah pamrih

Hanya cinta Sang Khalik yang selalu setia. Maka cintailah Dia. maka engkau tak akan dikecewakan.

Cintailah Dia, karena cintamu akan terbalas.

Cintailah Dia karena Dia selalu setia.

Cintailah Dia karena kau akan bahagia.

Created by:

jainal.abidin@engineer.com

facebook.com/jainal.jay.abidin